kunjungan ke

TERIMAKASIH TELAH BERKUNJUNG, MAANFAATKAN FASILITAS SMS GRATIS, YM, FACEBOOK, TWITTER DLL UNTUK BERHUBUNGAN DENGAN KAMI

Senin, 02 Mei 2011

TENTANG KAMI






KAMI MENYEDIAKAN LAYANAN JASA WISATA TOUR DI BALI. UNTUK KELUHAN, KRITIK & DAN SARAN SILAHKAN KIRIM KOMENTAR DI BAWAH INI.

Minggu, 01 Mei 2011

HARGA CHARTER MOBIL




5 JAM RP. 250.000,-/ MOBIL
8 JAM RP. 350.000,-/ MOBIL
10 JAM RP. 400.000,-/ MOBIL
12 JAM RP. 450.000,-/ MOBIL


EXTRA JAM : 50.000/ JAM

HARGA DIATAS SUDAH TERMASUK :
 MOBIL BER -AC + SOPIR + BBM

MOBIL YANG TERSEDIA :

-KIJANG KAPSUL
-KIJANG INOVA
-SUZUKI APV
-SUZUKI KARIMUN
-L300
-ISUZU ELP











PURI AGUNG KARANGASEM


Sejarah:
Puri Agung Karangasem dibangun pada abad ke-19 oleh Anak Agung Gede Jelantik, raja pertama Kerajaan Karangasem. Tujuan wisata ini menarik untuk dikunjungi karena arsiteturnya yang unik, yang merupakan kombinasi antara arsitektur Bali, Cina, dan Eropa.
Lokasi:
Puri Karangasem terletak di Amlapura, sekitar 78 km dari Denpasar.
Deskripsi:
Seperti yang disebutkan di atas, arsitektur Puri Agung Karangasem adalah kombinasi antara tiga gaya. Arsitektur Bali dapat ditemukan pada pahatan patung-patung Hindu dan relief pada dinding puri. Pengaruh Eropa terlihat pada gaya gedung utama dengan beranda yang besar, sementara arsitektur Cina tampak pada gaya jendela, pintu, dan ornamen yang lain.
Puri Agung Karangasem terdiri atas tiga bagian, yakni Bencingah, Jaba Tengah, dan maskerdam. Bencingah merupakan bagian depan dari Puri, dimana kesenian tradisional sering dipentaskan. Jaba Tengah yang menjadi kebun puri dengan kolam. Di tengah kolam terdapat sebuah bangunan yang disebut "Balai Gili" atau gedung mengambang, disini kita bisa menemukan dua pohon lychee tua. Bagian ketiga adalah Maskerdam, yang diberikan setelah nama kota Amsterdam, sebuah kotak di Belanda. Bangunan ini dibangun pada awal Raja Karangasem memulai hubungan dengan Pemerintah Belanda.

PUTUNG


Sejarah:
Berdasarkan cerita yang diturunkan dari generasi ke generasi, nama Putung diambil dari nama suatu daearah yang terisolasi, yang dulu pernah dikunjungi oleh orang yang ingin meditasi untuk mendapatkan berkah. Kata "Putung" dianggap berasal dari kata "putus" yang berarti suatu perkawinan tanpa memiliki keturunan, dalam Bahasa Bali disebut "putung".
Lokasi:
Putung terletak di Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, sekitar 64 km dari Denpasar dan sekitar 19 km dari Amlapura. Area ini dapat dijankau oleh kendaraan umum atau pribadi.
Fasilitas:
Hotel-hotel kecil dengan restoran dilengkapi dengan areal parkir yangluas tersedia sebagai fasilitas pendukung.
Deskripsi:
Nilai plus pada Putung sebagai objek wisata adalah panoramanya yang indah dan mengagumkan, yang merupakan kombinasi antara pegunungan dan laut dari kejauhan. Putung terletak pada daerah pengunungan yang dikelilingi oleh pepohonan lebat, terutama kebun "salak". Ini membuat daerah ini begitu dingin dan sejuk. Dari sini, kita bisa melihat pemandangan sekitar yakni persawahan. Dari ketinggian ini pula kita bisa melihat para nelayan menangkap ikan. Keindahan Putung menjadi terkenal melalui lukisan seorang pelukis Italia yang tinggal di daerah ini selama bertahun-tahun dan menikah dengan wanita dari Desa Manggis

TELAGA WAJA


Lokasi:
Telaga Waja adalah sungai yang terletak di Desa Rendang, Kecamatan Rendang. Sungai ini sangat bagus untuk kegiatan arung jeram. Airnya jernih dan banyak lekuk dengan bebatuan besar sepanjang aliran sungai. Kegiatan arung jeram ini akan menguji nyali Anda untuk menaklukan tantangan alam ini.
Fasilitas:
Beberapa fasilitas penunjang pariwisata tersedia di tempat ini, seperti hotel-hotel kecil dan restoran.
Deskripsi:
Telaga Waja adalah sungai yang terletak di Desa Rendang, Kecamatan Rendang. Sungai ini sangat bagus untuk kegiatan arung jeram. Airnya jernih dan banyak lekuk dengan bebatuan besar sepanjang aliran sungai. Kegiatan arung jeram ini akan menguji nyali Anda untuk menaklukan tantangan alam ini.
Pemandangan sepanjang sisi sungai sangat mengagumkan dengan udaranya yang sejuk. Bagi mereka yang ingin mencoba tantangan arung jeram Telaga Waja akan menghadapi tingkat II dan tingkat III, juga bersebelahan dengan tingkat IV. Di tengah perjalanan, Anda akan menyaksikan air terjun yang mengagumkan.
Telaga Waja merupakan sungai yang memiliki aliran air yang tetap kontras dengan sungai Ayung yang dalam dan “tajam”. Ekspedisi Telaga Waja dimulai dari lembah terbuka Desa Rendang.
Anda dapat menyaksikan keindahan pemandangan di dibawah aliran air terjun jernih yang menakjubkan. Di kejauhan, anak-anak desa bermain di sungai dan para petani bekerja di sawah.
Titik awal arung jeram adalah Desa Rendang, sementara titik akhirnya di Desa Muncan. Pada titik akhir Anda bisa mandi untuk membersihkan badan. Selanjutnya Anda dapat menikmati sarapan pagi sambil menyaksikan pemandangan Bali yang mengagumkan dari restoran.

BUKIT JAMBUL

Sejarah:
Nama Bukit Jambul pertama kali diberikan pada saat invasi Belanda ke Indonesia oleh seorang wisatawan yang melihat sebuah bukit tinggi berdiri di sebelah selatan jalan utama yang menghubungkan Kabupaten Klungkung dan Besakih. Di puncak bukit terdapat sebuah pura yang disebut Pura Pucak Sari yang dikelilingi oleh pepohonan besar. Sementara, di bawah kompleks pura terdapat panorama persawahan yang memukai. Ini membuat pepohonan terlihat seperti jambul.
Lokasi:
Bukit Jambul terletak di desa tradisional Pesaban, Desa Nongan, Kecamatan Rendang. Bukit Jambul terletak 8 km dari Kabupaten Klungkung, 51 km dari Denpasar atau 15 km dari Pura Besakih.
Fasilitas:
Di objek wisata ini banyak terdapat warung dan restoran. Tempat parkir yang luas juga tersedia.
Deskripsi:
Bukit Jambul dikenal sebagai tujuan wisata yang mengagumkan karena kombinasi harmonis antara perbukitan, persawahan, lembah, dan panorama laut yang indah. Dari ketinggian bukit kita bisa menyaksikan keindahan alam di bawahnya.

PADANG BAI


Sejarah:
Padangbai terletak di daerah pemukiman padat/pinggiran dan diisolasi oleh celuk/teluk yang disebut Padang, yang telah digunakan sebagai pelabuhan selama bertahun-tahun. Nama Padangbai diambil dari teluk ini dan karena pengaruh bahasa Belanda, frase Padang Bay berubah menjadi Padangbai.
Lokasi:
Objek wisata ini terletak di Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, sekitar 53 km dari Amlapura. Selain sebagai tempat tujuan wisata terkenal, Padangbai adalah pintu gerbang dari dan ke Bali.
Fasilitas:
Warung makan, restoran kecil, dan hotel-hotel kecil tersedia, disamping fasilitas-fasilitas lain yang diperlukan wisatawan.
Deskripsi:
Padangbai merupakan suatu pelabuhan dimana kapal-kapal besar dan kecil melepaskan jangkarnya. Area ini dikembangkan sebagai objek wisata dengan beberapa atraksi yang dimilikinya, seperti pasir putih, lingkungan alam sekitar yang indah, panorama bawah air yang menawan. Disamping itu, kehidupan sehari-hari para nelayan dan keramaian di pelabuhan menjadi nilai plus daerah ini.
Objek wisata ini juga dikenal karena pura-pura keramatnya, Pura Silayukti dan Pura Tanjung Sari. Silayukti dibangun oleh Empu Kuturan. Disamping dua pura ini, terdapat pula Pura Penataran Agung, yang bertempat disebelah Barat Padangbai.

TIRTHA GANGA


Sejarah:
Tirtagangga dibangun pada tahun 1948 oleh Raja Karangasem, Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem. Taman air ini dikonstruksi dalam arsitektur yang sangat unik dengan gaya Bali dan Cina.
Lokasi:
Tirtagangga terletak di Desa Ababi, Kecamatan Abang-sekitar 83 km dari Denpasar dan 6 km dari Amlapura ke utara.
Fasilitas:
Fasilitas yang tersedia di daerah ini antara lain hotel-hotel kecil, restoran-restoran kecil, dan warung-warung serta areal parkir yang luas.
Deskripsi:
Tirtagangga terletang pada daerah 1,2 hektar yang terdiri atas tiga kompleks. Kompleks pertama yakni pada bagian paling bawah dapat ditemukan dua kolam teratati dan air mancur. Kompleks kedua adalah bagian tengah dimana dapat ditemukan kolam renang; sementara, pada bagian ketiga, yakni kompleks ketiga, kita dapat menemukan tempat peristirahatan raja.
Sebelum konstruksi Tirtagangga, terdapat sumber mata air besar di daerah ini; sehingga masyarakat setempat menyebut daerah ini "embukan" yang artinya mata air.
Mata air itu kemudian difungsikan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan air dan juga sebagai "pemurnian" dari para Dewa. Untuk tujuan ini, mata air ini dianggap suci dan sacral.
Aspek religius dalam mengkonstruksi Tirtaganga untuk rumah istirahat raja dan juga untuk fungsi umum layak untuk disaksikan.

CANDI DASA




Candi Dasa adalah sebuah tempat peristirahatan atau resor yang terletak di kabupaten Karangasem, Bali. Daerah ini jaraknya kurang lebih 90 km di sebelah timur laut Denpasar. Dari Candi Dasa untuk menuju Tenganan jaraknya hanya kira-kira 10 kilometer.
Candi Dasa terletak di Teluk Amuk yang merupakan salah satu tempat terkenal untuk menyelam. Pulau-pulau kecil di Teluk Amuk (Gili Tepekong, Gili Biaha, Gili Mimpang) menawarkan pengalaman menyelam yang menakjubkan. Namun, para pemandu penyelaman di sana harus memperingatkan para penyelam yang dipandunya untuk sangat berhati-hati karena arus tempat penyelaman yang sangat kuat dan seringkali tak bisa diperkirakan kehadirannya. Efek mesin cuci dapat dengan mudah membuat panik para penyelam. Oleh karena hal ini beberapa lokasi dinyatakan sebagai tempat yang berbahaya untuk penyelam pemula.

PANTAI SANUR









Pantai Sanur adalah sebuah tempat pelancongan pariwisata yang terkenal di pulau Bali. Tempat ini letaknya adalah persis di sebelah timur kota Denpasar, ibu kota Bali. Sanur berada di Kotamadya Denpasar

Sanur saat MatahariTerbit
Pantai Sanur terutama adalah lokasi untuk berselancar (surfing). Terutama ombak pantai Sanur sudah termasyhur di antara para wisatawan mancanegara. Tak jauh lepas Pantai Sanur terdapat juga lokasi wisata selam dan snorkeling. Oleh karena kondisinya yang ramah, lokasi selam ini dapat digunakan oleh para penyelam dari semua tingkatan keahlian.
Pantai Sanur juga dikenal sebagai Sunrise beach (pantai matahari terbit) sebagai lawan dari kuta.
Karena lokasinya yang berada di sebelah timur pulau Bali, maka pantai Bali ini menjadi lokasi yang tepat untuk menikmati sunrise atau matahari terbit. Hal ini menjadikan tempat wisata ini makin menarik, bahkan ada sebuah ruas di pantai Sanur ini yang bernama pantai Matahari Terbit karena pemandangan saat matahari terbit sangat indah jika dilihat dari sana.
Sepanjang pantai Bali ini menjadi tempat yang pas untuk melihat matahari terbit. Apalagi sekarang sudah dibangun semacam sanderan yang berisi pondok-pondok mungil yang bisa dijadikan tempat duduk-duduk menunggu matahari terbit. Selain itu, ombak di pantai ini relatif lebih tenang sehingga sangat cocok untuk ajang rekreasi pantai anak-anak dan tidak berbahaya.
Selain itu, pengunjung bisa melihat matahari terbit dengan berenang di pantai. Sebagian kawasan pantai ini mempunyai pasir berwarna putih yang eksotis. Dilengkapi dengan pohon pelindung, pengunjung bisa duduk-duduk sambil menikmati jagung bakar ataupun lumpia yang banyak dijajakan pedagang kaki lima.
Sepanjang tempat wisata pantai Bali ini sekarang sudah dilengkapi dengan penunjang wisata berupa hotel, restoran ataupun kafe-kafe kecil serta art shop. Salah satu hotel tertua di Bali dibangun di pantai ini. Hotel ini bernama Ina Grand Bali Beach yang terletak persis di tepi pantai. Selain itu, sepanjang garis pantai juga dibangun semacam area pejalan kaki yang seringkali digunakan sebagai jalur jogging oleh wisatawan ataupun masyarakat lokal. Jalur ini terbentang ke arah selatan melewati pantai Shindu, pantai Karang hingga Semawang sehingga wisatawan bisa berolahraga sekaligus menikmati pemandangan pantai di pagi hari.


TANJUNG BENOA



Tanjung Benoa yang terletak di ujung timur "sepatu" pulau Bali, merupakan salah satu tujuan wisata air yang cukup lengkap. Berbagai sarana olahraga air disediakan disini seperti, banana boat, snorkling, flying fish, parasailing dan jetski. Uniknya olahraga surfing yang banyak dijumpai di pantai-pantai lain dari pulau bali, justru tidak tersedia di objek wisata ini, hal ini dikarenakan ombak yang ada dilokasi wisata ini cenderung tenang, sehingga kurang cocok untuk olah raga surfing.
Harga yang dikenakan kepada pengunjung untuk menikmati berbagai sarana olahraga air tersebut berkisar antara 150 ribu hingga 200 ribu. Dengan harga tersebut secara tertulis disebutkan bahwa pengunjung bisa menikmatinya dalam kurun waktu 10-15 menit. Namun kenyataan yang saya alami hanyalah sekitar 5 menit. Mungkin dikarenakan saat itu antrian pengunjung yang ingin mencoba cukup banyak sehingga jatah waktu dikurangi cukup drastis. Bahkan beberapa turis luar, nampak berusaha menyela antrian mengingat mereka merasa membayar lebih mahal dibandingkan turis lokal.
 
Flying fish merupakan bentuk olahraga air yang baru pertamakali ini saya lihat. Terdiri dari sebuah perahu dari karet yang hanya berkapasitas dua orang dengan satu orang petugas yang duduk ditengah sebagai penyeimbang. Penumpang tidur terlentang diperahu yang kemudian ditarik dengan speedboat kecepatan tinggi. Akibatnya, perahu menjadi terangkat dan terbang diatas air pada ketinggian 10-15 meter. Selama berada diudara, petugas yang duduk ditengah akan berusaha menyeimbangkan perahu tersebut agar terhindar dari kemungkinan berputar atau terbaliknya perahu karena hembusan angin yang tentunya bisa berakibat fatal bagi pengguna. Mengingat terdapat tiga orang dalam perahu, terkadang bisa terjadi kasus dimana perahu karet tersebut tidak bisa terbang, karena dibutuhkan selain kecepatan speedboat yang tinggi juga hembusan angin yang cukup kuat untuk bisa menerbangkannya. Seorang rekan yang kurang beruntung mengalami kejadian ini, akibatnya apa yang dialami tidak lain cuman sekedar punggung yang terhempas-hempas oleh permukaan air laut, tanpa mengalami sensasi "flying fish" yang seharusnya.

Selain olahraga air, pengunjung juga bisa mengunjungi pulau penyu yang berjarak kurang lebih 30 menit perjalan dengan menggunakan perahu yang bisa disewa dilokasi. Pulau penyu merupakan tempat pengembangbiakan berbagai spesies penyu yang hampir punah. Dilokasi ini pengunjung bisa melihat langsung dan bertanya-tanya seputar hal proses pengembang biakan penyu. Penyu-penyu yang ada dipisahkan diberbagai tempat berdasarkan ukuran tubuhnya. Ada yang masih berukuran jari hingga yang cukup besar dengan berat hingga puluhan kilo. Di pulau ini juga terdapat berbagai binatang lain seperti ular, kelelawar dan burung langka (???) yang dimungkinkan bagi pengunjung untuk memegang sekedar mengambil gambar/foto.

Satu paket dengan perjalanan ke Pulau Penyu, pengunjung juga bisa melihat objek wisata bawah laut. Perahu yang digunakan, telah didesain sedemikian rupa sehingga pada bagian dasar tengah perahu telah dipasang kaca yang memungkinkan bagi pengunjung untuk melihat dasar laut yang dangkal tanpa perlu berbasah-ria. Dari dalam perahu pengunjung bisa melihat ikan-ikan khas air laut yang kaya akan warna di bagian tubuhnya. Agar ikan-ikan tersebut mau berkumpul pengemudi kapal menebarkan roti tawar kelaut sebagai pancingan. Tidak butuh waktu lama untuk menunggu ikan tersebut untuk datang, sayangnya jenis ikan yang datang kurang bervariasai sehingga kurang menarik untuk dinikmati.
Secara keseluruhan, Tanjung Benoa layak untuk dikunjungi sebagai alternatif wisata air. Hal yang sedikit mengganggu adalah tidak adanya transportasi umum yang hilir mudik didaerah tersebut sehingga umumnya pengunjung yang datang menggunakan bus-bus pariwisata, kendaraan sewa maupun pribadi

LOVINA

lumba-lumba11lumba-lumba2lumba-lumba3


Kawasan Wisata Lovina merupakan kawasan wisata dengan pusat kawasannya terletak di Desa Kalibukbuk 10 km sebelah barat Kota Singaraja. Daya tarik utamanya adalah pantai dengan air laut yang tenang, pasir berwarna kehitam-hitaman, karang laut dengan ikan-ikan tropisnya. Karena sifat lautnya yang tenang, lovina ini sangat cocok untuk rekreasi air seperti menyelam, snorkling, berenang, memancing, berlayar, mendayung atau hanya sekedar berendam di air laut. Disamping daya tarik tersebut, dapat dicatat di sini, adalah adanya ikan lumba-lumba dalam habitat aslinya. Ikan lumba-lumba ini yang jumlahnya ratusan / dapat dilihat di pagi hari, kurang lebih 1 km lepas pantai, dengan menggunakan jasa nelayan tradisional

AIR SANIH






Air Sanih atau Yeh Sanih adalah tempat wisata yang terletak sekitar 17 km dari Singaraja, Bali. Tempat ini merupakan tempat permandian dengan sumber air. Menurut Legenda tempat ini merupakan tempat permandian bagi pasangan muda. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, sumber air ini mempunyai asal-usul dari Danau Batur yang letaknya ratusan kilometer dari tempat ini. Air dari sumber ini sering digunakan dalam upacara agama Hindu. Di tempat ini juga dapat ditemui pura yang diujukkan kepada dewa Wisnu. Obyek wisata tirta ini merupakan kolam renang alami. Terletak di Desa Sanih Kecamatan Kubutambahan ± 17 km sebelah timur kota Singaraja. Air Sanih terkenal dengan sumber mata air yang muncul tanpa henti di pojok tenggara kolam renang ini. Mata air ini merupakan aliran sungai dalam tanah yang berasal dari Danau Batur. Ada dua kolam ditempat ini, satu untuk orang dewasa dan satu untuk anak-anak. Beberapa meter di sebelah utaranya dikelilingi oleh laut yang relatif aman untuk berenang dan aktifitas olah raga air lainnya atau hanya sekedar berbaring bermalas-malasan di atas pasir pantai yang hitam. Disekitar obyek ini telah tersedia beberapa penginapan kecil dan restoran dan areal parker sebagai sarana pendukungnya.



Kamis, 03 Maret 2011

TAMAN UJUNG



Sejarah:
Istana Air Ujung, yang oleh masyarakat setempat disebut Taman Soekasada
Ujung dibangun pada tahun 1919. Namun, peresmian kompleks istana air ini
dialkukan pada tahun 1912.
Istana air yang dikonstruksi oleh raja terakhir Karangasem, I Gusti Bagus
Jelantik, yang memerintah di Karangasem antara 1909 dan 1945.
Taman Ujung dibangun untuk menyambut dan melayani tamu-tamu penting dan
raja-raja dari negara retangga, disamping sebagi tempat untuk raja dan
keluarga kerajaan.
Lokasi:
Taman Sukasada Ujung terletak di Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem-sekitar
85 km dari Bandar Udara Ngurah Rai atau 5 km dari Amlapura.
Fasilitas:
Aktifitas pariwisata di daerah ini antara lain: warung makan, restoran
kecil, dan areal parkir yang luas. Para wisatawan yang tertarik dengan
produk kerajinan lokal dapat menemukannya di beberapa toko seini yang ada
di sini.
Deskripsi:
Taman Soekasada Ujung telah diumumkan sebagai objek wisata budaya mengingat dianggap sebagai satu dari warisan budaya yang ada di Kabupaten Karangasem.
Kompleks Taman Soekasada Ujung merupakan kombinasi dari arsitektur Bali dan Eropa. Terdapat tiga kolam besar dan luas di daerah ini. Di tengah kolam utama, terdapat bangunan yang menghubungkan sisi-sisi kolam dengan
dua jembatan.
Pada kompleks tertinggi, kita akan menemukan patung "warak" (badak). Di bawah wark adalah patung banteng. Dari tempat tinggi ini kita bisa melihat pemandangan laut yang mengagumkan dengan hutan yang menghijau, keindahan Gunung Agung yang dikombinasikan dnegan persawahan yang hijau.
Kemegahan Taman Ujung telah dirusak akibat meletusnya Gunung Agung pada
tahun 1963 dan diperburuk dengan gempa bumi pada tahun 1979. Namun,
penyelematan telah dilakukan untuk membawa kembali kejayaan kompleks
istana air ini dengan merekonstruksi dan merevitalisasinya. Meskipun
tidak seutuh dulu, namun kemegahannya terlihat sampai sekarang.

BESAKIH



Sejarah
Pura ini pada awalnya dibangun di suatu desa suci yang disebut Hulundang Basukih, yang kini dikenal sebagai Desa Besakih. Nama Besakih diambil dari kata "Basuki" atau dalam naskah kuno ditulis sebagai Basukir atau Basukih. Kata Basuki sendiri diambil dari kata Sanskerta "Wasuki" yang berarti "penyelamat".
Sementara, dalam mitologi Samudramanthana disebutkan bahwa Basuki adalah nama naga yang melingkari Gunung Mandara.
Cerita kuno menyebutkan bahwa Pura Besakih dibangun oleh Rsi Markandya dan pengikutnya sekitar abad ke-11. Pada waktu itu, Rsi Markandya ingin pergi ke Gunung Agung untuk membangun peristirahatan. Namun, proses pembangunannya bermasalah karena meninggalnya para pengikutnya akibat suatu penyakit. Untuk menyelamatkan para pengikutnya maka Rsi Markandya membuat sebuah tempat pemujaan terhadap Tuhan sebagai penyelamat. Tempat pemujaan tersebut disebut "Sanggar Basuki".
Lokasi:
Pura Besakih terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, sebelah Barat Daya Gunung Agung-sekitar 44 km dari Amlapura dan 62 km dari Denpasar.
Fasilitas:
Beberapa fasilitas penunjang pariwisata yang tersedia di daerah ini antara lain: warung makan, penjual buah-buahan, dan toko barang-barang seni. Tempat parkir juga tersedia dan pemandu wisata local yang selalu siap memberikan layanan terbaiknya.
Deskripsi:
Pura Besakih merupakan salah satu objek wisata yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan tempat wisata lainnya. Pura Besakih menjadi terkenal karena kompleks candi yang didirikan disana, sehingga dikenal sebagai Pura Utama di Bali. Besakih yang menawarkan atmosfir religius dibangun berdasarkan pada empat arah.

GOA LAWAH




Salahsatu lokasi tujuan wisata popular di Kabupaten Klungkung adalah PuraKahyangan Jagat Goa Lawah. Pura ini terdapat di desa Pesinggahan,Kecamatan Dawan. Lokasinya sangat mudah untuk dijangkau karena persis berada dipinggir jalan utama antara kota Semarapura – ibukotaKabupaten Klungkung menuju kota Amlapura- ibukota KabupatenKarangasem. Sekitar 49 kilometer dari Denpasar atau 50 menitperjalanan dengan kendaraan roda empat maupun sarana transportasilainnya.
Uniknya Pura ini dihuni ribuan kelelawar dan ular yang hidup harmonis. Oleh masyarakat setempat kelelawar dan ular ini sangat disucikan. Catatan sejarah menyebut Pura Goa Lawah ini, tempat bertahtanya Ida Sang Hyang Basukih dan menurut Padma Bhuwana, pura ini berada di arah tenggara sebagai kedudukan Dewa Maheswara. Konon Goa yang terdapat di pura ini, tembus ke Gunung Agung dan diperkirakan merupakan bekas aliran sungai bawah tanah.
Arealpura dibagi atas Tri Mandala : Jeroan, sebagai utama mandala dimanaGoa ini berada dengan beberapa Pelinggih utama; Jaba Tengah, sebagaimadya mandala diisi dengan beberapa pelinggih dan Jaba Sisi adalahpantai atau segara Goa Lawah yang dipisahkan dengan jalan Semarapura-Amlapura. Pemugaran pura yang telah dilangsungkan beberapa tahun lalusemakin mempercantik wajah pura, sangat sayang untuk dilewatkan saatberwisata di pulau Bali

TRUNYAN

Trunyan, suatu lokasi di pinggir danau batur. Merupakan suatu area yang dihuni oleh penduduk asli Bali, dan terkenal dengan "pemakaman" terbuka yang unik. Untuk mencapai lokasi kita harus menggunakan jasa perahu motor yang tersedia di pinggir danau batur.  Perjalan ke lokasi kurang lebih memakan waktu 20 menit.




Konon penduduk didaerah trunyan adalah penduduk asli Bali, sebelum kedatangan penduduk Bali yang merupakan keturunan "Mojopahit". Didaerah trunyan, penduduk memiliki adat pemakaman yang cukup unik. Dimana bila ada warga yang meninggal, jenasah "dimakamkan" di atas batu besar yang memiliki cekungan 7 buah. Cekungan itu sendiri terbentuk secara alamiah saat Gunung Agung meletus. Jenasah hanya diletakkan begitu saja diatas cekungan batu dengan hanya dipagari bambu anyam secukupnya. Uniknya, meskipun sudah berhari-hari dan tidak di"balsem" tetapi jenasah sama sekali tidak bau.
Rahasia mayat-mayat tidak menyebarkan bau busuk ternyata terletak pada pohon Taru Menyan yang dibiarkan tumbuh lestari dan rimbun di sekitar tempat pemakaman tersebut. Bau harum yang dikeluarkan oleh pohon Taru Menyan ini mengalahkan bau busuk yang dikeluarkan oleh jenazah yang membusuk sampai akhirnya tinggal kerangka tulang. Saya sendiri menyaksikan dari jarak kurang dari 1 meter jenasah yang sudah berumur 3 minggu, tetapi tidak sedikitpun tercium bau busuk. Konon nama Desa Trunyan diambil dari nama pohon Taru Menyan ini.










Desa ini memiliki tiga jenis kuburan, yang terdiri dari kuburan utama, diperuntukkan bagi jenazah orang yang dianggap paling suci/baik dan meninggal secara wajar dengan jazad utuh. Biasanya orang -orang yang dikuburkan disini adalah pemuka agama dan pemimpin atau pemuka adat dan lain-lain yang dihormati. Kuburan yang kedua adalah kuburan bagi orang dewasa dan bayi yang meninggal dengan jasad utuh. Sedangkan untuk kuburan yang terakhir adalah kuburan bagi orang-orang yang meninggal secara tidak wajar seperti dikarenakan bunuh diri, bencana alam atau kecelakaan lalu lintas dan sebagainya yang jenazahnya tidak lengkap atau cacat.

TAMPAK SIRING



Tampaksiring adalah sebuah kota kecil yang memiliki monument tua yang paling mengesankan di Bali, disini juga terdapat sebuah pura besar yang penting serta tempat pemandian umum, Tampaksiring adalah tempat persinggahan bagi wisatawan dari Ubud yang akan ke Danau Batur.Kawasan Tampak Siring sudah sangat populer, terutama karena presiden pertama RI – Soekarno, mendirikan Istana Negara yang lokasinya berdekatan dengan Pura Tirta Empul. Nama Tampaksiring diambil dari dua buah kata bahasa Bali, yaitu tampak (yang bermakna ‘telapak ‘) dan siring (yang bermakna ‘miring’). Menurut sebuah legenda yang terekam pada daun lontar Usana Bali, nama itu berasal dari bekas telapak kaki seorang Raja yang bernama Mayadenawa. Raja ini pandai dan sakti, tetapi bersifat angkara murka. Ia menganggap dirinya dewa serta menyuruh rakyatnya menyembahnya. Sebagai akibat dari tabiat Mayadenawa itu, Batara Indra marah dan mengirimkan balatentaranya untuk menghacurkannya. Namun, Mayadenawa berlari masuk hutan. Agar para pengejarnya kehilangan jejak, ia berjalan dengan memiringkan telapak kakinya. Dengan begitu ia berharap agar para pengejarnya tidak mengenali bahwa jejak yang ditinggalkannya itu adalah jejak manusia, yaitu jejak Mayadenawa.Usaha Mayadenawa gagal. Akhirnya ia ditangkap oleh para pengejarnya. Namun, sebelum itu, dengan sisa-sisa kesaktiannya ia berhasil menciptakan mata air beracun yang menyebabkan banyak kematian bagi para pengejarnya setelah mereka meminum air dari mata air ciptannya itu. Batara Indra pun menciptakan mata air yang lain sebagai penawar air beracun tersebut. Air Penawar racun itu diberi nama Tirta Empul (yang bermakna ‘airsuci’). Kawasan hutan yang dilalui Raja Mayadenawa denagn berjalan di atas kakinya yang dimiringkan itulah wilayah ini dikenal dengan nama Tampaksiring. Tampaksiring memiliki beberapa obyek wisata yang sudah dikenal oleh wisatawan mancanegara maupun domestic, adapun obyek tersebut adalah : Dikalangan wisatawan domestik kecamatan dengan 8 desa ini tersohor karena ada istana presiden. Namun sesungguhnya, kecamatan dengan luas 42,63 Km persegi ini banyak memiliki obyek-obyek wisata yang sudah terkenal di seluruh dunia. Seperti Gunung kawi, Pura Tirta Empul dan banyak lagi situs-situs peninggalan sejarah hingga ke wilayah selatan.

GOA GAJAH



Obyek wisata Goa Gajah berada di desa Bedulu, kecamatan Blahbatuh, kabupaten Gianyar. Dari ibukota Denpasar, hanya menempuh waktu lebih kurang 45 menit atau berjarak sekitar 30 km kearah timur laut, berada di jalur jalan raya antara Ubud ke Kintamani. Goa Gajah merupakan obyek wisata bersejarah berupa gua tempat pertapaan dan kegiatan agama Budha dan agama Siwa. Selain terdapat artefak-artefak bersejarah, obyek wisata ini memiliki pemandangan alam yang indah karena dikelilingi persawahan dan sungai kecil (pakung). Goa Gajah dibangun pada tepi jurang dari pertemuan sungai kecil yang airnya kemudian mengalir ke sungai Petanu. Karena pertemuan aliran dua buah sungai yang disebut "campuhan" dipandang memiliki nilai magis, maka tempat pertapaan tersebut dibangun. Tempat pertapaan dan kegiatan agama Budha berada di seberang selatan sungai sedangkan di seberang utara sungai merupakan tempat pertapaan dan kegiatan agama Siwa. Asal-usul Goa Gajah belum dapat diketahui secara pasti. Menurut kitab Jawa Kuno, Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365 Masehi, nama Goa Gajah berasal dari kata "Lwa Gajah", Lwa berasal dari lwah atau loh yang berarti air atau sungai dan Gajah adalah nama sungai yang sekarang disebut sungai Petanu. Pendapat lain mengatakan nama Goa Gajah berasal dari arca Ganesha yang berada di dalam gua pada sudut barat laut di mana arca Ganesha tersebut kepalanya memakai belalai seperti gajah. Pada prasasti Dawan tahun 975 Saka dan prasasti Pandak Bandung menyebutkan nama pertapaan "Antakunjarapada". Bila ditinjau dari arti kata 'kunjara' yang berarti gajah, dan 'anta' yang berarti akhir atau batas, sedangkan 'pada' berarti tempat atau wilayah. Dengan demikian Antakunjarapada berarti tempat pertapaan yang terletak pada perbatasan wilayah Air Gajah, yang sekarang disebut Goa Gajah. Pertapaan Goa Gajah yang dalam bahasa Sansekerta disebut Antakunjarapada dapat dihubungkan dengan pertapaan Kunjarakunja yang berada di India selatan di lereng Gunung Kunjara, tempat kediaman Rsi Agastya yang sekarang disebut Agastya-malai. Lingkungan sekitar pertapaan Kunjarakunja yang berada di pegunungan di tepi aliran sungai Tamraparni yang diperkirakan menjadi konsep penamaan pertapaan Goa Gajah. Arca Budha dan relief di pertapaan agama Budha yang berada di seberang selatan sungai memiliki bentuk sama dengan yang ada di Candi Borobudur. Berdasarkan bukti tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pada abad ke 8 Masehi, Goa Gajah telah menjadi kegiatan agama Budha, lebih tua dari peninggalan agama Siwa yang terdapat di dalam gua itu sendiri. Peninggalan yang ada di dalam gua seperti patung Ganesha, Trilingga dalam satu lapik dan tulisan Kadiri Kwadrat pada dinding sebelah timur pintu masuk yang berbunyi "kumon sahy (w) angsa" yaitu tulisan yang berbentuk segi empat. Tulisan serupa juga ditemukan di Candi Padas Gunung Kawi yang berbunyi "haji lumahing jalu" dan pada candi di sebelahnya terdapat tulisan "rwa ta (a) nak ira". Berdasarkan tipe tulisan ini diduga berasal dari abad ke 11 Masehi. Atas dasar bukti-bukti itu dapat dikatakan bahwa Goa Gajah pada abad ke 11 Masehi sudah merupakan tempat kegiatan agama Siwa. Relief yang terpahat di dinding muka Goa Gajah adalah pahatan yang menyerupai alam pegunungan dengan berbagai pepohonan dan binatang yang menandakan pertapaan itu berada di pegunungan dengan hutan yang lebat dengan berbagai binatang, hal yang sama seperti pada pertapaan Kunjarakunja di India selatan. Di atas lubang gua dihiasi pahatan kala yang berfungsi untuk menjaga kesucian dan memberikan perlindungan tempat pertapaan tersebut. Pada tahun 1923 Goa Gajah baru diketahui keberadaannya di mana sebelumnya tertutup oleh semak belukar. Di dalam Goa Gajah terdapat 13 ceruk, 4 ceruk berada pada lorong masuk dan sisanya berada di dalam gua, yang berfungsi untuk menaruh arca pujaan bersama alat-alat ritual. Arca Ganesha terletak di ceruk sebelah barat dan arca Trilingga terletak di ceruk sebelah timur. Dewa Ganesha adalah seorang putra Dewa Siwa, yaitu dewa penolak mara bahaya sehingga disebut dewa Wighnapati. Selain itu juga disebut dewa kearifan dan dewa kebijaksanaan dan pada saat itu disebut Winayaka. Dewa Ekadanta yaitu dewa yang bertaring satu karena satu taringnya patah ketika dipakai senjata saat berperang melawan raksasa Nilarudraka. Sikap duduk Dewa Ganesha yang mempertemukan jari-jari kakinya yang disebut wirasana melambangkan keprawiraan, genitri atau tasbih yang merupakan jalinan butir-butir ilmu pengetahuan. Patahan taring yang ada di tangan kanan merupakan simbol patahnya keraksasaan dan mangkok yang berisi air di tangan kiri yang dihisap dengan belalainya, melambangkan bahwa ilmu pengetahuan harus dipelajari dan dicari. Sedangkan parasu atau kapak merupakan untuk menolak bahaya. Sedangkan Trilingga dalam satu lapik yang dikelilingi oleh 8 lingga kecil merupakan inti pemujaan dewa Siwa dalam aspek vertikal, yaitu Dewa Siwa, Sada Siwa, dan Parama Siwa. Delapan lingga kecil yang mengelilinginya ditafsirkan sebagai simbol dari Astadewata yaitu delapan aspek dari Siwa seperti dewa Iswara, dewa Brahma, dewa Mahadewa, dewa Wisnu, dewa Mahesora, dewa Rudra, dewa Sangkara, dan dewa Sambu. Dan bila ditambah satu lagi yaitu dewa Siwa ditengah-tengah maka akan menjadi Nawa Sanga Dewata. Di bagian luar gua ini terdapat kolam dengan pancuran yang merupakan tempat mengambil air suci untuk keperluan upacara. Kolam yang pada mulanya tertimbun, baru ditemukan pada tahun 1954 oleh Krijgsman dari Dinas Purbakala saat itu. Dan arca-arca yang terdapat pada pancuran merupakan arca bidadari-bidadari yang mungkin jumlah sebenarnya ada 7 buah tetapi hanya ditemukan 5 buah. Arca-arca itu terbagi dalam 2 kelompok, yang masing-masing ada 3 pancuran berjejer dan satu di tengah-tengah tidak ada. Tujuh pancuran sebagai tempat mengambil air suci mengambil konsep 'sapta tirta' yaitu 7 air suci yang memiliki nilai kesucian sama dengan 'sapta nadi' yaitu 7 sungai yang disucikan di India antara lain sungai Gangga, sungai Sindhu, sungai Saraswati, sungai Yamuna, sungai Godawari, sungai Serayu, dan sungai Darmada. Pada saat ini, peninggalan purbakala Goa Gajah menjadi sebuah pura yaitu Pura Goa Gajah yang diayomi oleh masyarakat setempat.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More